TANJABBAR.KOMPAKNEWS.CO.ID—Sosok seorang Iptu Septia Intan Putri harapan yang ia inginkan kelak bisa menjadi seorang polwan. Lalu biaya dari mana, jika ia hanya anak seorang bakul sayur ?
Kisah inspiratif dari sosok Iptu Septia ini sangat mencuri perhatian semua pihak jika akhirnya dibalik kisah yang mengharukan ini ditemukan sebuah profesinya yang mentereng.
Iptu Septia berhasil membuktikan dirinya, bahwa segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin. Yang akhirnya anak bakul sayur asal Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) berhasil menjadi anggota polisi. Dan kini menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Tanjabbar.
Dengan semangat yang tinggi, kisah Iptu Septia yang awalnya hanya bermodal hasrat kemauan dan nekat untuk mengikuti tes Akpol. Dan yang harus disertai perjuangan yang sangat berat dan cibiran banyak orang.
Namun semua itu hanya sebagai aral untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Hingga akhirnya perjuangan Iptu Septia menemukan titik dasar impiannya, bukan tanpa halangan.
Memang banyak orang berpendapat untuk menjadi seorang polisi tidak mudah tanpa disertai finansial yang ada. Bahkan sebagai orang tua tentu berpikir panjang untuk mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Dari mindset inilah, yang membuat banyak orang ingin jadi seorang polisi kandas di tengah jalan.
Namun, melalui cerita Iptu Septia, hal tersebut menjadi terbantahkan. Lalu kapan ingin menjadi polisi ?
Seperti cerita langsung dari Septia sebelum menjadi penjabat Kasat Narkoba Polres Tanjabbar sekarang ini.
Menurutnya seperti kisahnya, ketika harus berangkat dari Payakumbuh ke Sumatera Barat untuk mengikuti tes. Bisa dibayangkan pada saat itu. Waktu itu perjalanan dari Payakumbuh ke Sumbar di tempuh dalam waktu 3 jam.
Dan ia harus berangkat naik travel sendiri tanpa ditemani siapapun termasuk keluarganya sendiri. Nah setelah sampai di kota Padang ia kos di rumah tetangganya yang kebetulan kuliah di Padang. Kalau kendaraan untuk ikut tes, ya naik angkot dengan bermodal nanya sana sini untuk lokasi tempat tes yang berbeda-beda tempatnya.
Tidak sampai di situ, Septia pun mengatakan bahwa Ia sempat merasa minder ketika orang lain yang juga ikut tes datang diantar oleh orang tua. Kemudian ada pula yang diantar menggunakan mobil.
Sementara dirinya datang sendiri dan menggunakan angkot.
"Awalnya minder karena yang ikut kayak nya orang-orang kaya, diantar orang tua pakai mobil, sedangkan saya hanya naik angkot, bahkan tidak ada yang saya kenal satu pun," ungkapnya.
"Alhamdulillah bisa melewati semua proses itu. Atas izin Allah waktu tes tahun 2011 diberi kemudahan dan kelancaran hingga lulus masuk Akpol. Bahkan banyak yang nanya habis berapa, sama sekali saya tidak ada mengeluarkan biaya," tambahnya.
Nah kisah inspiratif dari sosok Iptu Septia ini bisa menjadi lembaran-lembaran baru bagi orang lain. Tentunya bagi mereka yang punya cita-cita menjadi seorang polisi. Jangan bilang tersesat di tengah jalan sebelum sampai di tempat tujuan. (Sumber : Dwi.BI)
Penulis : Iccank IWO
0 Komentar